Beranda | Artikel
Mengapa Rasulullah Melarang Menyakiti Ayam Jantan?
Senin, 10 Februari 2025

Mengapa Rasulullah Melarang Menyakiti Ayam Jantan? adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 28 Rajab 1446 H / 28 Januari 2025 M.

Kajian Tentang Larangan Menyakiti Ayam Jantan

Pertemuan kali ini masih membahas seputar larangan-larangan di dalam Islam. Jadi larangan dalam Islam yang dimaksud dalam bab ini baik itu larangan yang haram hukumnya ataupun larangan yang bersifat makruh, artinya sesuatu hal yang dibenci.

Pembahasan kali ini bab tentang dimakruhkannya menyakiti ayam jantan. Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam melarang menyakiti atau mengata-ngatai seekor ayam jantan, karena ayam jantan itu membangunkan para hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala di pagi hari untuk mengerjakan shalat, baik itu shalat malam sebelum subuh maupun ketika menjelang waktu subuh. Kita sering mendengar ayam berkokok yang menandakan hari mendekati siang, fajar akan menyingsing. Itulah di antara manfaat dari ayam jantan.

Al Imam An Nawawi rahimahullah membawakan satu hadits dalam bab ini, dari Zaid bin Khalid Al-Juhani Radhiyallahu ’Anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam bersabda,

لا تَسُبُّوا الدِّيْك فإنه يُوْقِظ للصلاة

“Janganlah kalian mencela ayam jantan. Sesungguhnya dia membangunkan untuk shalat.” (HR. Abu Dawud di dalam Sunan Abu Dawud)

Dari hadits ini kita dapat mengambil pelajaran, betapa perhatiannya Islam terhadap kehidupan seorang mukmin. Mulai dari hal yang paling besar sampai hal yang dianggap kecil oleh manusia. Semua telah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya syariatkan. Ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Tidak ada yang luput dari peraturan-peraturan Islam. Agama Islam adalah agama yang Allah Subhanahu wa Ta’ala ridhai untuk penduduk bumi ini. Dan Islam adalah agama yang  universal, sesuai dengan kapan dan di mana pun. Tidak ada pertentangan dengan tempat ataupun zaman. Islam sudah diatur sedemikian indah dan baiknya untuk kemashlahatan umat manusia, khususnya pemeluk agama Islam.

Dalam hadits ini, Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam melarang suatu perbuatan dan beliau menyebutkan apa sebab larangan tersebut. Beliau melarang memaki-maki ayam jantan ketika dia berkokok di pagi hari karena mungkin beberapa orang merasa terganggu dengan suara ayam jantan tersebut. Mengapa demikian? Alasannya adalah karena ayam itu membangunkan seorang hamba untuk shalat di awal waktu subuh.

Ini adab yang Islam ajarkan kepada kita terhadap binatang. Padahal binatang tersebut tidak mengetahui. Seandainya seseorang itu memaki-maki ayam tersebut dengan kata-kata kotor dan kasar, ayam itu tidak akan mengetahuinya karena dia adalah makhluk yang tidak berakal. Namun Rasulullah Shallallahu ’Alaihi wa Sallam tetap membimbing umat ini agar jangan memaki-maki ayam itu.

Dari hadits ini, para ulama menyimpulkan bahwa poin pelajaran yang bisa kita ambil adalah bahwa dilarang bahkan sampai diharamkan seseorang memaki-maki ayam jantan. Dia mengingatkan orang yang lalai bahwa dia telah mendekati waktu subuh.

Kemudian juga dalam hal ini kita dapat mengambil pelajaran tentang tolong menolong dalam berbuat baik. Karena salah satu contoh bahwa ayam, hewan yang tidak berakal, itu membangunkan orang di waktu pagi untuk shalat. Ibaratnya dia menolong kaum muslimin yang sedang tidur untuk bangun. Menolong untuk kebaikan.

Demikian pula, kalau binatang saja bisa memberikan manfaat kepada seorang muslim maka tentu lebih dari pada hal itu adalah di antara kaum muslimin.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Ma’idah[5]: 2)

Ini adalah bimbingan dari Al-Qur’an dan sunnah kepada kita sebagai kaum muslimin agar selalu tolong-menolong dalam berbuat kebaikan, mengerjakan ibadah, melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi ummat kaum muslimin.

Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk saling tolong menolong dan bahu membahu antar satu dengan yang lainnya.

Hadits ini juga memberikan pelajaran kepada kita yaitu seseorang apabila diingatkan untuk suatu kebaikan, jangan sampai dia gelisah dan tidak tenang. Dia diingatkan untuk satu kebaikan karena ada di antara manusia, ketika dia diingatkan tentng kebaikan, dia panas dan gelisah saat mendengarkan nasihat ataupun peringatan. Tidak sepatutnya bagi seorang muslim untuk bersikap demikian. Justru ketika dia diingatkan, dia seharusnya bersyukur dan berterima kasih kepada orang yang mengingatkannya. Dengan demikian hal itu dapat memperbaiki dirinya, mengerjakan amal-amal kebaikan dan menjauhi amal-amak keburukan.

Di sinilah pentingnya seseorang harus selalu melatih jiwanya, hatinya untuk sabar di dalam mendengarkan kebaikan, peringatan, dan nasihat.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajian kajian yang penuh manfaat ini.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54912-mengapa-rasulullah-melarang-menyakiti-ayam-jantan/